Peka Terhadap Pasangan Itu Perlu!

Peka sangat perlu demi menunjang keharmonisan rumah tangga, bahkan dalam kehidupan sekitar pun juga harus dilakukan agar kita mampu membaca bahasa tubuh atau mimik wajah orang lain. Mengapa sih harus peka? karena kepekaan adalah bagian dari rasa emosional (sedih, bahagia, marah, senang) yang Allah SWT berikan pada umatNya sehingga membuat ia tidak keras hati, namun sebaliknya untuk menumbuhkan kepedulian antar sesama makhluk hidup. Berbicara tentang peka sepertinya sangat peka bagi kaum suami atau pria karena mereka lebih mengandalkan logika atau akal, sedangkan perasaan atau hati adalah nomor sekian. Berbeda dengan istri atau wanita yang lebih condong pada perasaan baru pemikiran. Padahal keduanya memiliki peran yang berbeda. Hati adalah sumber untuk merasakan dan menikmati, sedangkan akal merupakan sumber bagi seseorang untuk berpikir dan mengambil sebuah keputusan. Allah SWT karuniakan keduanya bukan tanpa alasan, namun memiliki tujuan. Lalu mengapa sih kita harus peka pada pasangan?
Free stock photo of people, bar, business, meeting
pexels.com
  1. Menumbuhkan rasa kepedulian antara pasutri
    Memang benar bahwa suami atau istri tidak akan mengerti apa yang menimpa pasangannya sampai ia berbicara sendiri, namun bukan itu permasalahannya. Peka adalah kemampuan seseorang untuk merasakan hal-hal di sekitarnya tanpa ia tahu apa permasalahan inti yang sedang terjadi. Saat ia mengetahui ada sesuatu yang tidak beres atau janggal maka barulah ia mendekati pasangannya dan bertanya apa yang sedang terjadi. Dalam hal ini saat suami atau istri anda bertanya janganlah mengatakan "abang tidak peka sih!", ingat manusia bukanlah peramal yang tahu seluk beluk semua perasaan pasangannya, jadi jangan sungkan untuk mengatakan apa yang anda rasakan. Karena saat ia bertanya berarti ia peduli dan rasa empatinya muncul.
    Baca Suami Jangan Pernah Malas Mendengarkan Curhat Istri
  2. Meminimalkan stress
    Wanita dan pria sangatlah berbeda. Wanita (istri) sulit mengukur sudut pandang pria dari cara berpikirnya, dan pria (suami) tidak bisa memahami wanita dengan sekejap. Akan tetapi keduanya pasti hafal dengan pola pikir pasangannya masing-masing. Membangun kepekaan sama halnya dengan berusaha mengenal karakter pasangan, perlahan dan menyesuaikan kondisi sehingga makin dekat hati dan perasaan pada pasangan. Jika kepekaan hilang maka akan sering terjadi gejolak dalam batin yang mengakibatkan stress dan merasa sang pasangan tidak mengenal istri/suaminya dengan baik. Namun sebaliknya, apabila sama-sama membangun kepekaan dengan cara berbeda pun maka pasangan akan merasa lebih dihargai perasannya.
  3. Mengurangi sikap yang berlebihan
    Peka sangat berkaitan erat dengan sebuah "kode". Biasanya agar diperhatikan oleh pasangan, baik istri atau suami akan melakukan "kode" secara sengaja agar teman hidupnya itu menyadari perasaan atau keinginannya. Padahal sejatinya rumah tangga tidak perlu sering memberikan kode, karna peka bisa dilakukan tanpa "kode sengaja" dengan melihat keseharian sikap dan tingkah istrinya. Biasanya pihak istri lah yang sering merasa kecewa berat apabila kodenya tidak mengenai sasaran (dalam hal ini suami). Nah sikap seperti inilah yang dianggap berlebihan karena justru akan menyiksa diri sendiri. Jika ingin pasangan peka maka latihlah kepekaannya dengan sering memperlihatkannya sebuah peristiwa hidup atau anda bisa sering berbicara tentang hal berbau 'kepekaan'.
  4. Kepekaan bukanlah hal buruk atau memalukan
    Banyak anggapan bahwasanya peka merupakan hal yang membuang waktu dan memalukan, apalagi dikalangan suami. Padahal kepekaan seseorang menunjukkan bahwa dirinya memiliki rasa simpati, empati, dan rasa tidak acuh pada sesama. Tumbuhkan kepekaan pada pasangan sebelum ia memintanya dari anda, karena sangat disayangkan jika merasakan perasaan pasangan sendiri sangatlah sulit bagaimana ia dapat peka terhadap keadaan di sekitarnya?

Comments