![]() |
Sumber foto oleh pexels.com |
.
- Marah adalah kebiasaan buruk
Semua orang yang seringkali dan menggunakan marah akan mengatakan bahwa marah adalah hal wajar dan dianggap emosi yang masih pantas untuk diperlihatkan. Apakah benar demikian? Tentu benar jika hal ini terjadi pada anak-anak usia dini karena pada dasarnya mereka belum bisa mengontrol diri dan belum dapat menyampaikan apa keinginannya melalui lisan, berbeda dengan orang dewasa atau orangtua karena mereka sudah tahu aturan dan kontrol diri terhadap marah. Jika anda sebagai orangtua mengatakan pada anak bahwa kemarahan yang disebabkan oleh tingkah laku anak yang nakal atau bandel itu wajar berarti anda memang sudah membiasakannya atau terbiasa setiap kali terjadi peristiwa di dalam rumah, sehingga pikiran anda akan menganggapnya wajar dan hal ini tentu menjadi kebiasaan buruk orangtua. - Marah adalah cara terburuk mendidik anak
Percaya atau tidak, marah adalah cara terburuk dalam mendidik anak. Saat anda sebagai orangtua mengeluarkan kata-kata buruk pada anak, rusaklah jutaan sel di dalam otaknya. Bukan hanya itu saja, saat anda marah mereka tentu akan melawan karena tidak ada kesempatan untuk berbicara sehingga menyebabkan ia tersudutkan tanpa ada ajakan dialog oleh orangtua. Anak-anak yang tumbuh dikelilingi orangtua yang segan untuk menggunakan marah dalam menegur anak akan cenderung memiliki sikap dan perilaku yang tidak baik. Marah mengajarkan anak untuk tidak belajar menghargai oranglain, enggan untuk mencari akar permasalahan. Ketika anda marah apa kira-kira yang ada di pikiran buah hati anda? anak-anak tidak dapat menangkap pesan atau kata-kata yang orangtua sampaikan karena yang mereka dengar hanyalah kemarahan bukan bimbingan. - Tidak perlu mengikuti orang jaman dulu
Banyak sekali orangtua di era digital saat ini berdalih bahwa ayah/ibu/kakek/neneknya terdahulu mendidiknya dengan cara begini begitu dan sebagainya, padahal tidak semua anak dapat disamaratakan. Inilah akibat tidak mau terbuka terhadap pendidikan yang baik untuk anak, hanya terpaku pada pendidikan sebelumnya. Bagaimana jika pendidikannya baik dan sesuai dengan pendidikan saat ini? tentu hal ini akan baik-baik saja untuk diterapkan pada generasi berikutnya, akan tetapi justru jumlahnya semakin sedikit. Lihat saja betapa banyak anak yang tumbuh kurang kasih sayang, terlibat banyak kasus A,B,C. Hal ini akibat pengasuhan orangtua tidak disertai dengan cara mendidik yang benar. Mulailah tinggalkan kebiasaan terdahulu yang anda dapatkan dari orangtua dan berikan pendidikan dan pengasuhan yang lebih baik pada anak. - Apa sih sebenarnya yang dibutuhkan anak?
Akigigs, anak-anak sebenarnya hanya butuh dibimbing, diarahkan, didengarkan, dan disentuh perasaannya. Jika orangtua saja masih suka sensitif dengan omongan dan ucapan tetangga/orang lain, bagaimana dengan perasaan anak anda yang tak lain punya hubungan darah yg lekat dengan anda? Jika anak melakukan kesalahan, berikan ia waktu untuk tenang..begitu juga dengan diri anda untuk tidak mengeluarkan kemarahan apalagi disertai ucapan buruk/negatif. Saat keadaan membaik, ajaklah anak berdialog, cari akar permasalahannya ..mengapa anak berlaku demikian atau mengapa anak melakukan hal yang tidak baik, tanyalah secara perlahan dan jika anak sudah mau bicara maka sikap anda selanjutnya adalah memberi tahu bahwa tindakannya salah dan ia masih dapat memperbaikinya, berikan solusi terbaik dan arahkan anak untuk tidak berbuat kesalahan yang sama, jika ia mengerti dan paham maka buatlah kesepakatan atau aturan jika anak melakukannya lagi maka anda akan memberikan konsekuensi padanya, dan terakhir jangan lupa memeluk anak anda agar ia merasa dihargai dan disentuh perasaannya, biasakan hal ini saat ia masih usia dini. Manusia tentu tidak sempurna, bukan hanya orangtua yang pernah melakukan kesalahan, bukan hanya orangtua yang memiliki perasaan, bukan hanya orangtua yang bisa stress, tetapi anak juga.
Comments
Post a Comment