Tidak hanya berdoa yang baik, namun doa yang buruk juga terkadang terlontar dari sebagian besar manusia karena melihat keadaan yang dianggapnya buruk, tak terkecuali pada keluarga sekalipun. Perlu diingat bahwa berdoa buruk bisa saja membuat orang itu sadar akan tetapi peristiwa yang dialaminya juga tentu menimbulkan kerugian sehingga memberatkan orang di sekitarnya. Misalnya suami yang gemar merokok didoakan agar ia terkena kanker, penyakitan dan sebagainya. Nah, hal demikian bisa saja membuat sang suami sadar bahwa rokok hanya memberikan mudharat bagi dirinya, akan tetapi istri juga kurang menyadari bahwa ia harus mengeluarkan banyak biaya untuk menebus penderitaan suaminya, terlebih lagi anak-anak yang juga membutuhkan figur seorang ayah. Padahal untuk menyembuhkan suami dari rokok dapat dilakukan dengan cara lain yang lebih baik tanpa harus mendoakan keburukan baginya, seperti mengajaknya terapi, memotivasinya untuk lepas dari rokok, dll. Apa saja masalah utama doa buruk ini? berikut pemaparannya:
- Adanya kemungkinan dikabulkan oleh Allah SWT
Siapa mengira bahwa tidak hanya doa baik saja yang dikabulkan oleh Allah SWT, berdoa buruk pun juga dapat terkabul lho.Dari Jabir r. a., katanya: "Rasulullah s. a. w. bersabda: "Janganlah engkau semua berdoa untuk bahayanya diri sendiri, janganlah pula berdoa untuk bahayanya anak-anakmu semua dan jangan pula berdoa untuk bahayanya harta- hartamu semua - yakni mendoakan supaya diri sendiri, anak atau hartanya itu mendapat bahaya atau kecelakaan, sebab tiada mencocoki doa-doa itu akan sesuatu saat yang di waktu itu Allah akan dimintai untuk mengabul-kannya, maka Allah pasti mengabulkan doamu tersebut," - yakni apabila diucapkannya doa itu tepat pada waktu yang mustajab, maka dikhuatirkan bahwa doa-doa untuk memohonkan bahaya dan kecelakaan tadi akan benar-benar terlaksana. (Riwayat Muslim)
Baca juga Mengapa Sebaiknya Pasutri Tidak Saling Menjelekkan Di Depan Umum
- Timbul penyesalan
Mendoakan keburukan bagi diri sendiri atau orang di sekitar juga terkadang memberikan penyesalan dalam hati. Beberapa kali berpikir "mengapa saya harus melakukan hal tersebut atau mengapa saya mendoakan keburukan baginya?"Dari Abu Hurairah r. a. pula bahwasanya Rasulullah s. a. w. bersabda: "Akan dikabulkanlah sesuatu doa bagi seseorang di antara engkau semua, selama ia tidak tergesa-gesa, lalu ia mengucapkan: "Saya sungguh-sungguh telah berdoa kepada Tuhanku, Tuhan tidak suka mengabulkan permohonanku itu." (Muttafaq 'alai h) Tetapi Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: Nabi s. a. w. bersabda: "Tidak henti-hentinya sesuatu doa bagi seseorang hamba itu akan dikabulkan, selama ia tidak berdoa untuk terjadinya sesuatu dosa atau untuk pemisahan kekeluargaan dan selama ia tidak tergesa-gesa." Beliau s. a. w. ditanya: "Ya Rasulullah, bagaimanakah artinya tergesa-gesa itu?" Beliau s. a. w. menjawab: "Yaitu jikalau orang itu berkata: "Sungguh-sungguh saya telah berdoa dan benar-benar saya sudah memohonkan, tetapi saya tidak mengetahui - tidak meyakinkan - bahwa Tuhan akan mengabulkannya," selanjutnya orang itu lalu merasa menyesal di saat itu dan akhirnya meninggalkan berdoa."
- Berdampak pada keadaan di sekitarnya
Tentu saja jika doa buruk kita pada keluarga benar-benar dikabulkan oleh Allah SWT juga akan mempengaruhi orang-orang di sekitarnya karena mereka juga akan direpotkan dan ikut menanggung beban yang seharusnya bukan milik mereka. - Belum tentu keinginan tercapai
Banyak orang memberikan doa yang buruk pada pasangannya, anaknya, keluarganya, serta sahabatnya tidak lain dan tidak bukan bertujuan untuk membuatnya sadar terhadap sifat atau tingkah laku buruknya pada diri kita, padahal jikapun itu terjadi belum tentu keinginan untuk melihat ia atau mereka tobat dapat terwujud karena masalah kesempatan adalah rahasia Allah SWT, sehingga lebih baik doakan yang baik agar ia atau mereka diberikan petunjuk untuk menjadi orang yang bermanfaat sehingga berguna bagi orang-orang di sekitarnya, selain itu doa yang baik juga sama dengan berdoa baik pada diri sendiri.Dari 'Ubadah bin as-Shamit r. a., bahwasanya Rasulullah s. a. w bersabda: "Tiada di atas bumi ini seseorang Muslim pun yang berdoa kepada Allah dengan sesuatu permohonan, melainkan Allah pasti akan memberikan itu padanya, ataupun akan memalingkan dari dirinya dari keburukan yang seumpama dengan itu, selama ia tidak berdoa untuk terlaksananya sesuatu dosa atau untuk pemisahan kekeluargaan." Kemudian ada seorang lelaki dari golongan kaum berkata: "Jikalau demikian, kita akan memperbanyakkan permohonan - yang baik-baik - itu, bagaimanakah?" Beliau s. a. w. menjawab: "Allah adalah Maha Lebih Banyak karunianya - untuk mengabulkan permohonan yang banyak tadi." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih. Juga diriwayatkan oleh Imam Hakim dari riwayat Abu Sa'id dan di situ ditambahkan sabda Nabi s. a. w.: "Atau orang yang berdoa itu menabung pahala seumpama dengan doanya itu untuk dirinya sendiri."
Comments
Post a Comment