Hindari Hal Berikut Saat Menghukum Anak


Anak-anak pastinya tidak lepas dari kegiatan yang aktif dan terkadang melakukan kesalahan. Untuk membuat anak jera orangtua pun menyiapkan berbagai cara, seperti misalnya hukuman. Akan tetapi saat menghukum anak perlu memperhatikan beberapa hal agar tidak membuatnya trauma apalagi mengganggu psikologinya, apa saja? berikut ulasannya 
  1. Melihat anak seperti orang asing apalagi musuh
    Banyak orangtua saat menghukum anaknya mereka menatap matanya seolah-olah seperti sedang berbicara dengan orang asing atau musuh. Jika cara seperti ini diterapkan pada anak yang sudah remaja mungkin tidak memberikan dampak yang signifikan, meskipun akan tetap meninggalkan luka atau sakit hati. Bila dilakukan pada anak-anak yang masih kecil maka ketakutanlah yang akan mereka peroleh, rasa takut ini akan membangun sebuah stigma bahwa perbuatan mereka yang dianggap salah oleh orangtua akan mendapatkan perlakuan yang sedemikian rupa sehingga mereka juga takut nantinya untuk mencoba hal-hal baru. Kemarahan salah satu bentuk reaksi atas ketidaksukaan atau kekecewaan, akan tetapi bila dihunuskan dengan cara yang salah dan berlebihan maka akan memberikan dampak buruk untuk orang di sekelilingnya pula. Cobalah untuk melihatnya sebagai seorang anak yang perlu bimbingan dengan tatapan hangat penuh cinta.
  2. Mengancam dan Memukul
    Akui saja bahwa sebagian besar orangtua ketika mengetahui anaknya berbuat salah maka akan timbul ancaman yang beraneka ragam sehingga anak akan cenderung teringat oleh ancaman tersebut dibanding untuk memperbaiki bahkan mengembangkan dirinya. Memukul juga akan meninggalkan luka fisik serta traumatik yang tidak boleh dianggap remeh oleh orangtua. Daripada mengancam, alangkah lebih baiknya membuat perjanjian antara anak dengan orangtua, sehingga hasil dan risiko dapat ditanggung dan disepakati oleh keduanya. Misalnya setelah bada isya maka anak harus belajar dan mengerjakan kewajibannya di rumah, jika tidak maka handphone akan disita oleh orangtua, begitu sebaliknya jika anak sudah mengerjakan kewajibannya maka orangtua juga harus memberikan kepercayaan pada si anak untuk menggunakan handphonenya.
    Baca juga Cara Mengatur Pola Makan Dan Gaya Hidup Anak Agar Mereka Tetap Sehat
  3. Mengeluarkan kata kasar
    Satu kata kasar yang keluar dari ucapan orangtua, maka jutaan sel pada otak anak saat itu juga rusak. Hal ini bukanlah hanya mitos semata, karena orangtua bagaikan infrared yang menyalurkan doa atau ucapan pada anak. Jika ucapannya baik maka akan menimbulkan efek yang baik, begitu pula sebaliknya. Hindari mengeluarkan kata-kata kasar agar anak juga tidak akan mencontohnya di kemudian hari.
  4. Tidak mau mendengarkan penjelasan anak
    Jadilah orangtua yang adil terhadap anak, sebelum menghukumnya maka wajib bagi orangtua mendengarkan alasan sang anak agar hukuman yang ia peroleh juga sebanding dengan apa yang telah ia lakukan. Anak bukanlah sasaran objek yang bisa seenaknya orangtua perlakukan semau dan senafsu mereka, akan tetapi anak adalah titipan yang wajib dididik, dibimbing, diarahkan, serta diayomi agar ia menjadi pribadi yang bermanfaat bagi dirinya sendiri serta seluruh lingkungannya. Jika orangtua saja malas mendengarkan penjelasan anak, maka kemungkinan besar pula mereka akan tumbuh dengan cara yang sama. Maksudnya kesalahan bukan saja selalu terletak pada anak, orangtuapun pasti juga pernah melakukan kesalahan dan pastinya baik suami/istri ingin didengarkan oleh anak-anak saat mereka menjelaskan alasan kesalahan yang diperbuat.
  5. Memberikan hukuman yang tidak bermanfaat
    Hukuman yang seharusnya tidak diberikan pada orangtua pada anak adalah 'bersifat kekerasan'. Bukan membuat jera maka justru akan menumbuhkan mental yang kasar dan cenderung egois. Berilah hukuman yang sekiranya juga bermanfaat untuk anak itu sendiri.
  6. Mengatakan hal yang tidak seharusnya
    Dalam kasus ini, beberapa kesalahan anak adalah memecahkan barang kesayangan milik orangtua mereka, lantas si ayah atau ibu berkata "itu benda kesayangan ibu, dasar kamu itu! gimana sih?!" perkataan ini seolah-olah mengisyaratkan bahwa benda yang dibeli dengan uang atau benda yang kita anggap sebagai kesayangan lebih berharga daripada anak, padahal anaklah harta berharga untuk keluarga. Mereka adalah tabungan bagi orangtua kelak jika ayah atau ibu sudah tiada. Maka sebaiknya dipikirkan terlebih dahulu saat akan memarahi anak atau menghukum anak.

    Seperti biasa, jika ada keluhan baik permasalahan kecil atau besar dapat meninggalkan komentar pada blog kami atau kontak kami di dragonlunar93@gmail.com (free).
Photo ilust by google

Comments