Apa Dampak Menghukum Anak Dengan Kekerasan?

Akigigs, memiliki anak adalah dambaan semua pasutri yang membina hubungan rumah tangga, sehingga sudah selayaknya kita menjaga, merawat, serta mendidiknya dengan baik dan benar supaya mereka tumbuh menjadi anak yang seperti orangtua banggakan. Proses tumbuh kembang anak baik dari pola pikir, tingkah laku dan sejenisnya pasti akan menemui babak baru pada tiap jenjangnya. Misalnya anak usia dua tahun pasti lagi aktif-aktifnya berceloteh ini itu, berjalan ke sana ke mari mengambil barang dan lain-lain. Anak satu dengan anak yang lain tentunya tidaklah sama dan pasti memilki karakteristik yang berbeda tergantung bagaimana orangtua pula memperlakukannya dari saat mereka masih dalam kandungan hingga dewasa. Beberapa hal yang biasanya dikeluhkan orangtua adalah kenakalan anak mereka sehingga membuatnya harus menerima hukuman. Hukuman yang paling mengerikan adalah menggunakan kekerasan untuk mendisiplinkan anak dengan alasan agar jera, namun proses ini tidak sepenuhnya benar, mengapa? karena yang pertama akan terganggu adalah psikologis dan rasa trauma yang menempel pada dirinya sulit dihilangkan, selain itu saat ia menjadi orangtua bisa jadi juga akan menggunakan cara yang sama karna dianggap sah-sah sajacara terdahulu yang dilakukan oleh orangtuanya. Lalu bagaimana dampak menghukum anak dengan kekerasan?
Free stock photo of wood, bridge, cute, sitting
pexels.com
  • Anak berubah menjadi sosok pendiam
    Anak yang dihukum dengan kekerasan secara perlahan akan menjadi pribadi yang tertutup dan pendiam. Ia tak ubahnya seperti seorang introvert yang memendam segala ketakutan serta permasalahannya seorang diri, hal ini disebabkan oleh memori-memori dalam otaknya yang sulit dihilangkan atas apa yang pernah ia rasakan sebelumnya, yakni seringnya menerima hukuman kekerasan oleh orangtua, terutama oleh sang ayah.
  • Tumbuh dengan jiwa pemberontak
    Perlu diketahui bahwa pada banyak kasus anak yang menerima hukuman kekerasan tumbuh dengan jiwa pemberontak karena ia merasa tak terima atas perlakuan yang ia dapat dari orang di sekelilingnya. Ia menjadi sosok yang sensitif dan mudah marah jika mendengar atau mendapat perlakuan yang tidak ia harapkan. Saat orangtua berkata keras ia pun juga akan membalasnya dengan perkataan yang lebih keras, bahkan tak segan-segan menentang orangtuanya. 
  • Menghancurkan anak dari psikologisnya
    Tentu saat orangtua membentak, memukul, atau menendang anak hal pertama yang dirasakan anak adalah ketakutan dan sakit dalam batin sehingga berujung pada stress dan depresi. Secara psikologis ia nampak biasa saja seperti anak-anak lainnya, tapi jauh di dalam sana ia memiliki trauma yang luar biasa. Apakah harus ia sendiri yang menghilangkan rasa traumanya? Mari kita ketuk nurani masing-masing.
  • Menganggap bahwa kekerasan sah-sah saja untuk dilakukan
    Kekerasan terdahulu serta masa kini yang wajar dilakukan akan dianggap sah-sah saja di masa depan dengan dalih bahwa hasilnya tidak buruk atau tidak meninggalkan bekas bagi si anak, justru akan menguatkan mental anak. Ini adalah pernyataan yang salah dan tidak dibenarkan, karena kekerasan yang pernah dilakukan sebelumnya akan dianggap sebagai senjata yang legal untuk dilakukan dan diterapkan pada masa kini dan mendatang. Bisa dibayangkan jika semua generasi tumbuh karena memperoleh perlakuan yang sama akan menghasilkan bibit yang sama pula.
Akigigs, kekerasan ini seperti pola rantai, mulai dari awal dan terus berlanjut hingga sampai pada titik yang kita belum ketahui akan berakhir atau tidak. Perhatikan pola asuh kita terhadap anak terlebih dahulu apakah ada yang salah atau tidak, atau jangan-jangan kita hanya merasa pola asuh kita sudah benar tanpa mau instropeksi. Mari mulai perhatikan setiap tindak tanduk anak, apa penyebab ia marah, ia nakal, ia menangis dan sebagainya. Jika sudah melihat dan memahami penyebab dari hal-hal kecil tersebut pastinya kita tahu bahwa pola rantai kekerasan ini harus dihentikan supaya generasi berikutnya tumbuh dengan jiwa dan kepribadian yang hangat serta santun. 

Jika memiliki keluhan dan ingin sekadar mencari solusi permasalahan kehidupan sehari-hari bisa meninggalkan komentar di blog kami. 

photo ilust by google

Comments

  1. Saya mengalami kondisi seperti itu saat ini
    Help !

    ReplyDelete
    Replies
    1. yang sabar ya gan. Semua ada hikmahnya.. yang penting jangan sampai terbawa di masa depan anak-anak agan nanti

      Delete

Post a Comment